SUBJEKTIF, sifat yang jelek banget menurutku. Kenapa? Ya karena udah ngerugiin banyak orang. Coba aja ya, misalnya kita milih partner kerja cuma karena mereka kenal baik dan kerabat terdekat. Gimana tuh perasaan yang ngga kepilih?. Pasti suudzon duluan kan?. Ntar mereka ngomelnya malah dibelakang. Apalagi kalau ternyata orang yang kita pilih itu sama sekali tidak berbakat atau bahasa kasarnya, maaf "ngga becus".
Sebenernya sih bukan hanya dalam hal pilih memilih partner. Tapi subjektif dalam segala hal pun merugikan banyak orang. Apalagi seandainya kita yang menjadi korban ke-subjektif-an tersebut. Pasti ugh! Kesel banget. Bukannya menyombongkan diri bahwa diri kita lebih bisa, tapi lihatlah dari sisi objektif. Karena menurutku akan jauh lebih aman. Ada baiknya, kalau memang yang terpilih itu kerabat kita setidaknya dijelaskan kenapa kita memilih orang tersebut. Supaya tidak menimbulkan suudzon atau pikiran buruk terhadap kita.
Apalagi kalau kita dapet kesempatan untuk menilai sesuatu, atau istilahnya jadi juri gitu dalam sebuah perlombaan. Nah kita harus bener-bener adil dan sama sekali ngga boleh ada unsue subjektif. Karena ya, seperti yang aku bilang tadi. Merugikan banyak orang. Kalau ternyata kita menilai secara subjektif, dan orang yang seharusnya mendapatkan juara dalam lomba tersebut tidak terima karena penilaian yang tidak adil tersebut, kemudian mendo'akan kita yang ngga-ngga, Nah! rugi juga dikita kan?. Apalagi kalau orang itu sampai merasa terdzalimi, uh bahaya banget tuh kita. Kan do'a orang-orang yang terdzalimi itu insyaAllah dikabulkan oleh Sang Maha Adil.
Oke sobat, jadi hati-hati aja deh. Jangan sampai kita bikin rugi orang lain hanya karena kita telah melakukan ke-subjektif-an. Ini sih, cuma bagi-bagi pengalaman. Soalnya ngga enak banget jadi korban ke-subjektif-an seorang juri.
Salam, Hayfa ^^
Komentar
Posting Komentar