Beberapa hari yang lalu gue baca headline di salah satu media cetak yang memberitakan tentang berlangsungnya Ujian Nasional (UN) sejak hari Senin lalu. Sudah dua tahun kebelakang ini pemerintah memberikan kebijakan bahwa pelaksanaan UN ini menggunakan komputer. Istilahnya sekarang jadi Ujian Nasional Bebasis Komputer, yang disingkat menjadi UNBK. Tambah canggih coy!
Dalam berita yang gue baca itu menyebutkan bahwa 98% sekolah di Indonesia sudah menjalankan UNBK. Hanya 2% yang tidak menggunakannya karena ada kesalahan teknis seperti jaringan internet yang tidak tersedia. Berita itu juga menyebutkan bahwa kecurangan seperti menyontek ketika ujian berlangsung, sama sekali tidak terjadi ketika pelaksanaan UN 2015 lalu, maka dari itu kebijakan UNBK ini diteruskan karena dinilai cukup berhasil. Biar data ini valid, gue baca beritanya di Pikiran Rakyat yang terbit tanggal 8 April 2016 hari Kamis lalu.
Disini gue mau bilang, gue ngedukung banget zaman digitalisasi yang berkembang di Indonesia. Karena menurut gue, ketika semua pendataan atau sistem yang sudah kekinian dan based on digital, segalanya menjadi efisien dan efektif. Contohnya ini tentang UN aja, dengan berbasis komputer dengan kata lain menggunakan produk digital, para siswa tidak perlu menyiapkan pensil 2B, penghapus yang bersih dan nggak buat robek kertas, papan jalan biar rata, dan tidak perlu capek-capek "mewarnai" kertas Lembar Jawab Komputer (LJK). Siswa hanya butuh membawa diri dan kartu ujian (based on my experience 1 year ago). See? efektif banget kan, nggak pake ribet. Mana pas menjawabnya pun tinggal klik a,b,c,d, atau e.
Seperti yang udah gue bilang tadi, digitalisasi pelaksanaan UN ini udah dilaksanain sejak tahun 2015 lalu. Seketika membawa kembali kenangan setahun lalu waktu gue masih pake seragam ke sekolah. *udah mahasiswa dong sekarang mah! hehe.
Iya! dulu zaman-zamannya UN itu semua sibuk, kerjaan tiap malemnya ngerjain soal, kalo dikelas guru-guru tiada henti menjejal soal-soal dan try out. Bayangkan, selama semester 6, kita satu angkatan kerjaannya ngerjain soal TO-bahas. gitu terus sampe hari-H UN. Guru-guru kami dulu emang sengaja menghabiskan semua materi ajar di semester 5, alias kelas 3 semester 1. Tujuannya biar semester 6 fokus buat segala macam ujian akhir itu. Ternyata beneran difokusin dengan dijejal soal :D
Tapi dengan metode seperti itu ngebuat kita jadi terbiasa mengerjakan soal. Jadi lebih memahami soal yang akan dihadapi ketika ujian. Jadi nggak waswas banget gitu, mentalnya udah dibangun dengan penuh kepercayaan diri. Jadi yah, sellooww!
Mengingat perjuangan bersama Mustaghfirin dulu yang penuh kenangan manis, ngebuat gue jadi sadar arti kebersamaan. Sukses itu nggak bisa kita bangun sendiri. Selalu butuh orang-orang yang mendorong kita dari belakang. Dalam artian mereka yang terus mendukung dan menyemangati kita hingga kesuksesan tercapai. Sungguh ketika keberhasilan menghampiri, begitu manis dan bahagia yang dirasa. Kok bahasanya jadi nyastra? .-.
Terpenting yang mau gue ungkapin dari tulisan ini adalah, kerinduan kepada teman-teman seperjuanganku yang kini sedang berusaha menggapai cita-citanya masing pada jalan yang berbeda. Sekaligus ucapan terima kasih yang tulus karena sudah mendorong dan pernah berjuang bersama di jalan yang sama. Apalagi untuk guru-guru yang telah membimbing kami. Sampa detik ini pun ilmu mereka adalah yang paling terbaik.
hepa :"""" jd kangen MTGF juga huhuhu
BalasHapus