Judul : Elegi Sendok Garpu
Pengarang : Bagus Dwi Hananto
Penerbit : Mojok
Tahun : Februari, 2018
ISBN : 978-602-1318-61-4
Halaman : 188 halaman
Novel ini menceritakan tiga tokoh utama dan beberapa tokoh lain yang
memiliki kehidupan masing-masing namun saling berkaitan. Ketiga tokoh utama itu
masih memiliki hubungan keluarga, mereka adalah Hanan, Benjamin, dan Maya
Prawitasari, neneknya.
“Nenek itu akan mengenang hari terakhir di rumah kusam tersebut.
Menantu yang meringkuk kalah di sudut sofa, sementara televisi riuh oleh
pertandingan sepak bola dan orang-orang dalam keluarga itu tak lagi peduli
padanya. Ia adalah seonggok bayangan
yang lenyap total ketika malam tiba.” (halaman 2).
Kisah bermula pada hari di mana Maya harus dipindahkan ke panti
jompo karena anak dan cucunya sudah tidak mau mengurusnya lagi. Hal itu karena
kesalahan Maya dalam membagikan harta warisan kepada anak dan cucunya. Sehingga
menimbulkan perpecahan dalam keluarganya dan menyalahkan dirinya. Maya
dirundung kesedihan yang mendalam.
Benjamin adalah cucu tertua dari Maya, yang sedang kuliah di Praha.
Lelaki yang dipanggil Ben ini sering diolok oleh teman-temannya ketika SD
(Sekolah Dasar), karena wajahnya seperti orang tua. Namun ketika beranjak
dewasa, ia mampu memikat hati para wanita. Sorot matanya tajam, dan diamnya di
kelas begitu misterius. Di SMA, Ben mendapat pengalaman pertama sampai tak
terhingga dengan beberapa perempuan. Menurutnya, perempuan adalah budak yang
ingin diperhatikan dengan kasih sayang dan perlakuan yang menyenangkan dikasur.
Namun setelah memenuhi birahinya, Ben akan meninggalkan perempuan itu begitu
saja. Sifat Ben ini berhenti di tahun ke tiga ia menjadi mahasiswa, setelah
bertemu Sonia, pacarnya yang kemudian ia campakkan.
Sedangkan Hanan adalah seorang jurnalis yang menyembunyikan
keyakinan ateisnya dari keluarganya. Lelaki yang biasa dipanggil Han ini adalah
adik kedua Ben, sedangkan adik bungsu Ben bernama Editia. Han memiliki kebiasaan
menonton film porno, namun belum pernah merasakan jatuh cinta selain ia
mengidolakan tokoh perempuan dalam film porno yang ia tonton, dan kagum
terhadap Sonia, pacar kakaknya. Dalam novel ini diceritakan ia sedang
mengungkap kasus obat kadaluwarsa di sebuah rumah sakit, yang justru akan
mencelakakan dirinya.
Novel ini minim percakapan, hampir seluruhnya adalah paragraf
deskripsi. Namun kisah para tokoh dalam novel ini sangat kuat. Terkadang
dikisahkan dari sudut pandang orang ketiga, sehingga pembaca menjadi orang yang
serbatahu kehidupan seluruh tokoh dalam novel. Juga tak jarang Bagus Dwi
Hananto, penulis novel ini mengisahkan tokohnya dari sudut pandang orang
pertama. Seperti pada beberapa bab terakhir dari novel ini.
Selain ketiga tokoh utama tadi dan kisahnya masing-masing, muncul
tokoh-tokoh baru yang juga memiliki kisah berbeda namun ternyata saling
berkaitan. Muncul tokoh orangtuanya Ben dan Han berikut kisahnya, kemudian
kisah Editia, Sonia, Jara (teman baiknya Han), Mireva dan Lila (pekerja seks),
dan kekasih Sonia alias Si Pembunuh yang membunuh Han dan Jara. Sehingga semua
kisah para tokoh ini seperti puzzle yang harus dibaca tuntas untuk
mendapatkan kisah yang utuh, atau gambar yang utuh dalam puzzle.
Novel ini ditujukan untuk pembaca yang sudah menginjak umur di atas
18 tahun, sama seperti karya Bagus lainnya yaitu Nafas Mayat yang
memiliki kategori pembaca di atas umur 18 tahun. Novel ini bisa dikategorikan
bergenre romance namun ada sisi misterius dan sedikit thriller.
Namun keragaman genre tersebutlah yang membuat novel ini begitu kaya akan
cerita yang menggugah.
Para tokoh di dalam novel, mayoritas tersandung masalah seputar
cinta, putus asa, dan dendam berupa kenangan yang melekat kuat pada pikiran
tokoh. Semua rasa itu bercampur menjadi sebuah kisah yang segar dan berakhir
tragis dengan kematian semua tokohnya. Ada yang dibunuh, adapula yang bunuh
diri.
Komentar
Posting Komentar