Langsung ke konten utama

Gorontalo's Story

Gorontalo, provinsi yang ga pernah aku pikirkan untuk dikunjungi sebelum tahun 2012. Provinsi yang berada di pulau Sulawesi sangatlah jauh dari asal tempatku lahir. Dan sebelumnya akupun tidak pernah keluar pulau. Hanya keluar kota untuk sekolah. Tapi tiba-tiba saja aku melesat jauh meninggalkan pulau Jawa, hal yang tidak pernah terpikirkan olehku (dulu mikirnya cuma mau naik pesawat aja). Dan pastinya aku jadi punya banyak cerita setelah tinggal di Gorontalo.

Dimulai dari sekolahku yang keren abis!
Aku senang sekolah di MAN Insan Cendekia Gorontalo. Kenal sama teman dari berbagai daerah dari seluruh Indonesia. Bertemu dengan guru yang keren abis!. Dan pastinya banyak banget pengalaman yang aku dapat selama di pulau rantauan ini.

Selama di Gorontalo pun aku merasakan adventure yang ga pernah sedikitpun aku bayangkan sebelumnya, seperti menyaksikan pemandangan yang pastinya ga bisa aku temukan di pulau Jawa. Contohnya laut yang ga akan pernah bosen dipandangin, terus keunikan beberapa suku di daerah ini. Kemudian hal unik lainnya adalah dari pemakaian bahasa sehari-hari saja sudah sangat berbeda dengan asal tempat tinggalku. Kebanyakan huruf 'o' nya. Kata temanku, sudah keliatan dari nama daerahnya aja banyak huruf 'o' nya. Jadi ga heran kalau penggunann bahasa dan logatnya banyak yang pakai huruf 'o'.

Gorontalo sudah menjadi bagian dari sejarah hidupku. Pertama kali menginjakan kaki di provinsi ini, aku yakin akan mendapatkan hal-hal surprise atau yang membuat aku berdecak kagum atau juga terkejut. Pernah merasakan bertemu dengan seseorang yang sama sekali tidak kenal, namun berasal dari satu sekolah?. Yup! aku merasakannya di Gorontalo ini.

Seperti yang kita ketahui, MAN Insan Cendekia Gorontalo menerima siswa dari seluruh Indonesia dengan jalur seleksi. Kemudian yang lolos dari sekolah MTs ku hanya tiga orang termasuk aku. Dan akulah yang satu-satunya diterima di IC Gorontalo ini. Tiga orang tersebut hanya sebatas yang aku tahu. Namun ternyata Allah berkehendak lain. Ternyata bukan aku satu-satunya yang merantau jauh. Di luar dugaan ada seseorang yang satu sekolah denganku lolos masuk sekolah bergengsi ini. Aw! dan aku terkejut. Masalahnya aku sama sekali tidak kenal dengan orang itu. Karena faktor MTs ku, kegiatan pembelajaran siswa dan siswi terpisah. Yup, orang itu siswa dari sekolah yang sama denganku.

Kami akhirnya bertemu ketika masih jaman MOS. Dia yang menyapaku duluan karena dia tahu bahwa kami berasal dari sekolah yang sama. Sedikit membuatku terkejut, dan sejak itu kami saling mengenal satu sama lain. Seiring berjalannya waktu, kami pun sering bertukar cerita dan pengalaman via telepon atau SMS. Kami sering membandingkan nilai-nilai pelajaran dan dia selalu diatasku. Pertemanan kami, atau bisa disebut persahabatan kami, aku jadikan motivasi untuk terus belajar dan mendapat prestasi yang baik selama sekolah di ICG ini. Dan hal ini berhasil.

Tapi jujur saja, pernah mendengar kalimat "Persahabatan antara laki-laki dan perempuan itu tidak ada yang murni"?. Yup, aku mulai panik ketika merasakan ada sesuatu yang berbeda dari diriku sendiri. Aku mulai tertarik sama sikapnya dan segala apapun yang ia pebuat. Aku merasa senang ketika dia bercerita tentang apapun. Awalnya aku beranggapan bahwa hal semacam itu adalah hal yang biasa. Toh, kami berasal dari sekolah yang sama? jadi wajar kalau kami cukup dekat dan akrab.

Yayaya, bagi remaja pastilah akan merasakan hal yang sama seperti apa yang aku rasain sekarang. Tertarik sama si Anu, suka sama si Dia. Dan hal itu adalah hal yang normal. Sayangnya, orang yang aku maksud ga pernah ngerasa ataupun peka sama sikap aku. Hahaha! bukan maksud aku ingin dia tau, tapi yaa... Aku berharap dia punya perasaan yang sama. TAPI TIDAK SEKARANG!. Mungkin nanti kalau aku udah ga pake seragam sekolah lagi, atau kapanpun asalkan jangan sekarang. Aku egois. Ya! aku egois banget. Tapi punya harapan seperti itu ga salah dong?.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Buat Daftar Gambar/Tabel/Bagan Otomatis

Sebenernya memang sudah banyak yang tahu soal bagaimana buat daftar isi, daftar tabel, daftar gambar secara otomatis di file Microsoft Word. Tapi, gue ingin sharing saja dan siapa tahu bermnafaat. Biasanya per-daftar isi-an secara otomatis ini dipake buat di penulisan ilmiah seperti makalah, karya tulis, maupun skripsi. Karena biasanya tugas-tugas ngetik itulah yang banyak gambarnya, tabel, dan bagan. Tapi tidak menutup kemungkinan, daftar isi otomatis ini dipake dalam proses ketik file apapun. Jadi kita langsung ke step by step nya ya.

Fasilitas Gratis untuk Mahasiswa Multikampus

Udara pagi yang dingin menyelimuti Kota Bandung, khususnya di lingkungan kampus yang terkenal dengan lambang gajahnya itu. Terlihat beberapa mahasiswa merekatkan jaketnya, mengusir dingin, sedang duduk-duduk di depan gerbang utama Institut Teknologi Bandung (ITB). Waktu menunjukkan masih pukul 06.00, akan tetapi gerbang utama tersebut sudah cukup ramai oleh mahasiswa dengan bawaan barang masing-masing. Ada yang hanya membawa ransel ringan, dan ada yang terlihat membawa ransel yang cukup berat, di sampingnya ada yang hanya memangku ransel sambil memainkan smartphone. Walaupun sibuk masing-masing, mereka memiliki tujuan yang sama, yaitu menunggu.

14 Tahun Medali Perak di Tangan (Alifa Rahmania Amanuloh)

Aku pernah punya cita-cita untuk jadi reporter. Maka aku pun sengaja join ekskul jurnalistik di sekolah. Seneng banget waktu ketua ngasih tugas buat wawancara pemenang medali perak bidang ekonomi di Olimpiade Sains Nasional 2013. Jadilah aku buat janji sama Alifa Rahmania Amanuloh sang peraih medali perak tersebut untuk wawancara atas nama Ath-Thullab (nama klub jurnalistik sekolah). Walaupun bisa dibilang umurnya masih cukup muda, yaitu 14 tahun tapi gadis berasal Manado ini memiliki otak yang kinclong untuk soal tentang perekonomian. Keren kan?!!. Dan kebetulan Alifa adalah teman sekelasku dan saudara asuhku. Jadi gampang deh buat bikin jadwal wawancara sama dia. Kira-kira beginilah hasil wawancaranya. Alifa waktu baru turun dari pesawat di bandara Jalaludin, Gorontalo