Oseania, merupakan nama suatu kawasan luas di Samudra Pasifik, terletak antara pantai tenggara Asia dan pantai barat benua Amerika. Oseania terdiri dari sejumlah pulau yang tersebar mulai dari 470 LS – 300 LU dan 1500 BT - 1100 BB. Batas wilayah ini adalah Kepulauan Hawaii di sebelah utara, Pulau Paskah disebelah timur, Selandia Baru di sebelah selatan, dan Papua Nugini disebelah barat.
Ketika pertama
kali didatangi oleh orang Eropa, kepulauan Oseania disebut-sebut seperti taman
firdaus. Menurut mereka pulau-pulau di Oseania tampak bagaikan surga yang
indah. Dengan berbagai tumbuhan yang tumbuh subur dan pemandangan alam yang
memanjakan mata setiap orang. Maka orang Eropa akan menyempatkan waktunya untuk
mengunjungi kepulauan tersebut setelah berlayar selama berhari-hari.
Oseania
merupakan wilayah di sudut bumi yang bisa dikatakan tidak pernah terusik.
Keaslian alamnya yang begitu memikat serta gaya hidup penduduk yang damai dan
tenang tampak berlawanan dengan kesibukan kehidupan di Eropa.
Sejarah
Wilayah Oseania
sudah terasingkan sejak nenek moyang datang ke wilayah tersebut. Penemu-penemu
kawasan Pasifik kebanyakan adalah pelaut Spanyol, dan merekalah yang membuat
kawasan Oseania lebih dikenal dunia. Pada tahun 1568, Alvaro de Mendana de
Neyra menemukan Kepulauan Solomon dan pada tahun 1595, ia menemukan Kepulauan
Marquesas dan Kepulauan Santa Cruz. Kemudian Pedro Fernandes de Quiros
menemukan Tahiti dan Vanuatu bagian utara pada tahun 1606.
Pada pemulaan
abad ke-19, banyak bangsa kulit putih yang telah mendiami pulau Oseania.
Beberapa diantara mereka adalah pelarian, penangkap ikan paus, dan pencari kayu
cendana. Pada tahun 1850 telah terbentuk
pusat-pusat perdagangan, usaha perkebunan dan pusat-pusat pemerintahan di
beberapa wilayah.
Walaupun Bangsa
Spanyol merupakan bangsa yang pertama kali menjelajahi wilayah Oseania, mereka
tidak pernah menetap sebagai penguasa di salah satu kawasan tersebut. Penguasa
atas wilayah Oseania telah dimulai sejak akhir abad ke-19. Negara-negara Eropa
yang berkuasa di Oseania selama bertahun-tahun adalah Inggris dan Perancis.
Selain kedua negara tersebut, Amerika Serikat ikut andil dalam penguasaan
Oseania, yaitu memiliki Hawaii.
Perbedaan sistem
pemerintah, bahasa resmi dan jalur perdagangan di kawasan Oseania, merupakan
akibat dari kepentingan serta pengaruh Eropa dan Amerika Serikat. Dan kemudian
membawa akibat yang mendalam bagi penduduk pribumi di kawasan Oseania.
Penduduk
Selama
berabad-abad, Oseania merupakan wilayah yang tidak dikenal. Keterpencilan
wilayah ini baru berakhir ketika bangsa Eropa datang akhir abad ke-19. Pada
saat ditemukan oleh orang-orang Eropa, penduduk daerah Oseania tersebar di
antara pulau-pulau yang dihuni dengan padat seperti Tahiti dan Fiji, hingga pulau-pulau
yang bisa dikatakan tidak dihuni seperti
Pitcairn, dan atol-atol terpencil seperti Kepulauan Gilbert dan Tavalu.
Ketika orang Eropa tiba, penduduk asli kepulauan di kawasan Oseania telah
memiliki pola hidup tersendiri sesuai dengan kondisi lingkungan tempat tinggal
mereka. Namun kedatangan orang Eropa mengubah pola ini secara drastis. Sehingga
sejumlah perang dan penyakit banyak mengurangi jumlah penduduk asli.
Penduduk asli
kawasan Oseania diduga berasal dari Asia yang datang ke wilayah ini melalui
perjalanan melintas lautan. Berdasarkan karakteristik fisik serta perbedaan
aspek sosial dan budaya, penduduk asli kawasan ini dapat dibagi menjadi tiga
kelompok ras, yaitu Polynesia, Melanesia
dan Mikronesia. Walaupun wilayah
kediaman ketiga ras tersebut tidak memiliki batas-batas geografis yang tegas,
terdapat kecenderungan umum wilayah permukiman yang berbeda antara satu ras dan
ras lainnya.
Polynesia. Tempat kediaman ras ini
merupakan wilayah paling luas dibandingkan wilayah kedua ras lainnya. Ras
Polynesia umumnya bertubuh paling tinggi dengan warna kulit paling cerah
dibandingkan dua ras lainnya, serta memiliki rambut kejur dan ikal. Secara
fisik, mereka memiliki percampuran ciri-ciri Asia dan Eropa.
Melanesia, berdiam di daerah yang
mencangkup pulau-pulau di selatan
khatulistiwa dan sebelah barat Polynesia, termasuk Papua Nugini. Ras Melanesia
diduga merupakan penduduk asli pertama yang menghuni kawasan Oseania. Orang
Melanesia yang memiliki tubuh paling pendek dan warna kulit yang lebih gelap daripada
kedua ras lainnya. Mereka juga memiliki rambut hitam dan keriting. Secara umum,
mereka mimiliki kesamaan ciri dengan bangsa Negro Afrika.
Mikronesia, berdiam di kawasan
pulau-pulau atol kecil yang terletak di sebelah barat kediaman orang Polynesia.
Orang Mikronesia memiliki karakteristik fisik yang mengantarai ciri-ciri Polynesia dan Melanesia. Tubuh mereka tidak
setinggi orang Polynesia, dan lebih tinggi dari ras Melanesia. Kulit mereka
lebih terang dibandingkan orang Melanesia. Rambut orang Mikronesia umumnya ikal
atau keriting.
Ketiga ras
tersebut kini telah berbaur. Penduduk dari masing-masing wilayah telah
bermigrasi ke kepulauan lain dan terjadi pernikahan antar ras. Jumlah penduduk
asli di beberapa pulau makin sedikit, dikalahkan oleh pendatang, baik orang
Eropa maupun bangsa lain.
Pemerintah
Kawasan Oseania
terdiri dari negara-negara dengan beragam bentuk pemerintahan yang tidak
terlepas dari sejarah terbentuknya negara tersebut. Sejumlah negara telah
merdeka dan memiliki pemerintahan sendiri, diantaranya Fiji, Papua Nugini, dan Vanuatu. Ada pula
sejumlah wilayah di Oseania yang tidak memiliki pemerintahan otonom, dan secara
administratif masih dipegang oleh negara lain. Misalnya Selandia Baru memiliki
Niue dan Kepulauan Tokelau. Dan Amerika Serikat menjadikan Hawaii sebagai
negara bagian.
Walaupun secara
formal wilayah-wilayah di Oseania memiliki kepala pemerintahan, namun peran
pemimpin tradisional masih tetap dianggap penting dibanyak kawasan, terutama
pedesaan. Jabatan kepala desa ada yang diperoleh berdasarkan hasil pemilihan,
dan ada pula yang berdasarkan keturunan. Pada hampir semua pulau, setiap desa
atau kelompok desa memiliki sebuah dewan hasil pemilihan, yang dapat mengambil
keputusan untuk masalah-masalah lokal yang dianggap penting.
Ekonomi
Pada umumnya
perekonomian Oseania bersifat agraris. Pertanian merupakan perekonomian utama,
dan ekspor utama ke negara-negara lain adalah hasil pertanian. Sebagian wilayah
mengekspor hasil tambang sebagai bahan mentah.
Wilayah Oseania
memiliki banyak ragam sistem pertanian dan hasil produksi. Budidaya perkebunan
komersial (kopra, nanas, gula, dan
cokelat) dikembangkan di berbagai pulau, seperti Hawaii, dengan tebu dan nanas
sebagai komoditi pertanian utama.
Iklim
Kawasan yang
sangat luas seperti Oseania tentu memiliki iklim beraneka ragam. Karena
bentangnya yang berada di kedua sisi khatulistiwa, dan karena seluruh
wilayahnya terdiri dari pulau-pulau, kawasan iklim yang ditampilkan kurang
lebih berimbang pada masing-masing belahan bumi.
Karena pulau di
kawasan ini kecil-kecil, maka wilayah ini kebanyakan mendapat iklim samudera
tanpa suhu ekstrem. Hal ini tampak jelas terutama pada gugus pulau tropis
seperti Tonga, Fiji, Samoa, Kepulauan Cook, Vanuatu dan Kepulauan Solomon, dimana
suhu sepanjang tahun berkisar antara 240C hingga 290C.
Pulau-pulau di kawasan beriklim sedang memiliki suhu yang secara keseluruhan
lebih rendah, dan suhu tahunan yang beranekaragam.
Flora dan Fauna
Dua hal utama
yang mempengaruhi vegetasi di Oseania adalah iklim tropis dan tingkat
keterpencilan pada kebanyakan pulau. Hutan hujan tropis merupakan ciri khas di
kebanyakan pulau vulkanis yang tinggi, seperti Kepulauan Solomon, Vanuatu,
Fiji, Samoa.
Banyak spesies
tanaman yang ada di Oseania berasal dari Papua Nugini yang bermigrasi pada
zaman purba, atau pindah dari pulau yang satu ke pulau yang lain dengan bantuan
burung. Spesies lain, seperti kelapa dan bakau diduga hanyut (dalam bentuk
buah-buahan) melintasi samudera.
Kekayaan laut
Oseania sangat berarti bagi penduduk yang memenuhi lebih dari 30.000 pulau yang
bertebaran di kawasan ini. Penangkapan ikan hampir merupakan mata pencaharian
utama mereka. Selain ikan tuna yang memiliki nilai komersial tinggi juga
terdapat ikan paus, hiu, ikan pedang dan banyak lagi yang sejenisnya. Di
perairan yang lebih dangkal seperti laguna dan tepi pantai karang terdapat
kepiting, udang, lobster, remis, kerang, keong laut, belut laut, penyu,
cumi-cumi, dan ikan-iakn kecil yang sangat banyak dan sejenis.
Sedangkan di
beberapa pulau lepas pantai Selandia Baru terdapat sejenis reptil yang
dinamakan tuatar, merupakan kadal purba yang mewakili salah satu ordo reptilia
yang hanya terdapat di daerah ini. Tertarik
menghabiskan liburan kesini?
Komentar
Posting Komentar